WELCOME TO DOCTOR'S FILES - HEALTHY INSIDE

HEALTHY IS OUR SOUL, UN-IDENTIFIED THINKS ARE INSIDE OUR BODY, LEARN OUR SELF, HEAL EACH OTHER , MAKE A HEALTHY LIFE , KEEP ENVIRONMENT , AND STAY BE THE NUMBER ONE WITH OUR HEALTHY , SUCCES EXPECTED BY YOUR HEALTHY .

Tips mengatasi Perut Kembung karena Kebiasaan Salah

Monday, July 11, 2011


Hampir setiap hari perut saya terasa kurang nyaman, bahkan kadang-kadang seperti ditusuk-tusuk. Seakan-akan perut kembung telah menjadi bagian dari hidup saya….,” keluh seorang ibu dengan nada memelas. Ia mengaku telah minum berbagai obat yang dikatakan dapat mengatasi perut kembung, tapi hanya dapat meredakan beberapa saat saja.
Kejadian seperti ini banyak dialami pula oleh sebagian orang. Memang, ada yang cenderung terganggu perut kembung, namun kebanyakan hanya merupakan gangguan yang jarang dialami atau kadang-kadang saja terjadi. Bagi mereka yang sering mengalaminya, dianggap sesuatu yang sepele, sehingga hampir tidak memerlukan bantuan dokter.
Kembung berhubungan dengan organ pencernaan, atau terdapat gangguan pada saluran pencernaan. Jika kita menelan makanan, makanan tersebut akan masuk ke kerongkongan untuk mencapai lambung. Pada ujung bawah kerongkongan terdapat suatu otot yang disebut LES (lower esophageal sphincter) dan dikenal pula sebagai “pintu jebak.” Dengan adanya “pintu jebak ” ini, setiap makananyang kita makan memungkinkan masuk ke dalam lambung, pintu ini menutup kembali, sehingga memisahkan kerongkongan dengan lambung.
Suatu saat, adakalanya “pintu jebak” ini lemah. Jika terjadi demikian, isi lambung yang mengandung asam dapat keluar ke kerongkongan. Penderita dapat merasakannya sebagai rasa pahit dan asam pada mulut. Dalam ilmu kedokteran dikenal dengan refluks gestroesofageal.

Pola Kebiasaan
Banyak orang yang mengalami gangguan demikian dalam kehidupan sehari-hari, menyalahkannya sebagai “nasib” atau telah merupakan bagian dari hidupnya. Jarang disadari, bahwa gangguan semacam ini pada hakikatnya adalah kesalahan sendiri, karena gaya hidup atau pola kebiasaan sehari-hari yang salah, sehingga mempengaruhi terjadinya refluks dan berakibat kembung maupun rasa sakit yang menusuk. Pola kebiasaan yang salah tadi misalnya, kebiasaan minum-minuman yang mengandung alkohol, kafein maupun kebiasaan merokok. Kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat memperlemah “pintu jebak” yang terletak antara esofagus dan lambung. Ada anjuran supaya tidak berbaring segera setelah makan. Anjuran ini sebenarnya mengandung nilai positif, yang paling tidak mencegah timbulnya gangguan kembung atau rasa sakit menusuk. Jika kita berbaring segera setelah makan atau membungkuk ketika duduk, akan memberikan tekanan pada “pintu jebak.” Tanpa adanya berat untuk mempertahankan isi lambung, asam lambung akan keluar kerongkongan. Berbaring setelah makan sebaiknya dilakukan kira-kira tiga jam setelah makan, terutama bagi mereka yang sering mendapat gangguan lambung.

Pola kebiasaan salah dapat pula berupa kebiasaan makan. Tidak jarang, pola makan dapat merupakan biang keladi timbulnya gangguan ini. Makan yang terlalu banyak dan cepat biasa dilakukan oleh sebagian orang, baik karena tergesa-gesa maupun kebiasaan sejak kecil. Padahal kebiasaan yang kurang baik ini akan memberatkan kerja lambung. Akibatnya, lambung terlalu penuh oleh makanan, sehingga makanan selanjutnya akan menekan “pintu jebak.” Lebih dari itu, tekanan yang terus dapat membuat pintu tersebut meregang, sehingga asam lambung mengalir ke kerongkongan. Kembung yang terasa hanya sekali-kali, misalnya sekali atau dua kali dalam sebulan, sebenamya tidak perlu dikhawatirkan. Lain halnya kembung yang terjadi hampir tiap hari, hal ini perlu diperhatikan dan memerlukan pertolongan dokter. Menyepelekan gangguan lambung seperti ini atau menganggapnya “sudah biasa”, bukanlah langkah yang bijaksana.

Cara Mengatasinya
Ada penderita yang kemudian selalu tergantung pada obat-obat penetral asam (antasida) tanpa bersedia mencari penyebabnya. Dengan begitu gejala yang muncul setiap hari akan dianggap kecil dan membiarkannya terlalu lama. Padahal gangguan lambung ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Komplikasi tersebut antara lain timbulnya parut-parut luka pada lambung, dapat mempersempit saluran kerongkongan, bahkan “Esofagus Barret” yang merupakan tanda dini adanya proses keganasan atau kanker.

Banyak obat-obatan yang dijual bebas, ditawarkan sebagai anti kembung maupun untuk menetralkan asam lambung. Dokter pun akan memberikan obat-obatan semacam ini. Namun lebih baik jika dapat mengatasinya tanpa menggunakan obat, melainkan mengubah pola kebiasaan salah yang dapat menyebabkan gangguan lambung tersebut.

Sehabis makan seyogianya tidak segera berbaring, tetapi tunggu dulu sampai kira-kira 2-3 jam. Lebih baik makan sedikit tetapi berangsur-angsur daripada sekaligus dalam jumlah banyak. Sedapat mungkin hindarkan atau kurangi kebiasaan minum-minuman mengandung alkohol, kafein dan merokok. Meninggikan bagian kepala jika sedang tidur, kira-kira 15 centimeter, misalnya mengganjalkan dengan bantal, merupakan kebiasaan baik daripada tidur tanpa bantal. Jagalah dada agar tetap di atas, sehingga mengurangi kemungkinan cairan asam lambung mengalir ke kerongkongan ketika sedang telentang. Jika kebetulan bertubuh gemuk, turunkan berat badan atau kurangi kegemukan. Tubuh yang terlalu gemuk dapat meningkatkan tekanan pada daerah perut, sehingga merangsang timbulnya refluks.
Bukan mustahil, dengan mengubah pola kebiasaan sehari-hari yang salah, gangguan perut kembung yang seakan-akan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari itu dapat diatasi tanpa obat.
Jika keracunan makanan biasanya agak khas. Dalam satu keluarga, satu kantor atau yang hadir dalam satu pertemuan tentu akan mengeluh serupa. Misalnya sehabis pesta atau makan-makan bersama, lebih dari satu orang menderita diare. Biasanya ditemukan, makanan mana yang menyebabkan keracunan tersebut. Makanan yang berasal dari laut dan tempe bongkrek, sering menjadi tersangka penyebab keracunan. Sering pula terjadi, sejumlah orang keracunan setelah menyantap makanan yang tercemar pestisida.

Bukan Cuma Saluran Pencernaan
Isi dalam rongga perut kita bukan cuma saluran pencernaan saja, berupa usus yang panjangnya bermeter-meter. Rongga usus juga diisi oleh kelenjar ludah perut (pancreas), hati, limpa dan saluran kemih, sehingga mudah dimengerti kalau ada yang tidak beres pada organ-organ tadi, bisa juga memberikan rasa nyeri pada perut.
Radang kelenjer ludah perut bisa saja menimbulkan keluhan nyeri di ulu hati. Penyakit hati demikian pula. Bukan terkecuali penyakit-penyakit pada saluran kemih, rahim dan indung telur, sehingga mudah dipahami kalau nyeri perut itu bukan selalu saluran pencernaan sebagai biangnya. Seorang wanita biasanya bisa dengan mudah membedakan, mana nyeri perut karena haid dan mana karena penyebab yang lain. Namun, agak sukar membedakan nyeri perut akibat sumbatan pada saluran kemih dari ginjal (ureter). Sifat nyerinya melilit dan nyeri menusuk. Memang ada begitu banyak jenis nyeri perut, termasuk nyeri menusuk, nyeri dalam atau nyeri melilit. Masing-masing gangguan bisa dibedakan dengan memperhatikan sifat nyerinya.

Kapan Perlu Diperhatikan
Nyeri perut sendiri sebenarnya sederhana saja. Setiap orang sudah hafal bagaimana nyeri perut itu. Tetapi jika suatu waktu nyeri tersebut menjadi begitu istimewa sifatnya, baik karena datangnya yang mendadak atau makin menghebat dari waktu ke waktu. Apalagi disertai gejala atau keluhan lain dan tidak pulih jika dipakai untuk beristirahat. Nah, nyeri seperti ini mungkin memerlukan tindakan dengan segera. Nyeri perut mendadak seringkali tergolong kasus kegawatan dan memerlukan tindakan segera, antara lain ada yang memerlukan operasi. Apapun sebabnya, kerja sama dengan dokter adalah tindakan yang paling bijaksana. Siapapun tahu nyeri perut itu memerlukan tindakan operasi dengan segera.

SUPPORTED BY :