Giardiasis mungkin lazim terdapat pada penderita
diare di negeri kita. Tetapi karena tidak begitu berbahaya, laporan dan
publikasi tentang penyakit ini jarang ditemukan di majalah kesehatan
yang beredar. Demikian juga masih langka presentasi para ahli pada
seminar penyakit tropis. Boleh dikatakan, tidak ada perhatian dari para
ahli terhadap penyakit Giardiasis. Maksud publikasi ini juga untuk menggugah para klinikus agar tidak mengabaikan penyakit ini.
Penyakit ini termasuk penyakit yang ditularkan melalui air minum yang tidak bersih. Disebut demam linsang, karena parasit Giardiasis lamblia penyebab penyakit, terdapat pada kotoran berang-berang (linsang). Sebetulnya parasit G. lamblia
juga terdapat pada kotoran tikus kesturi (cecurut) dan juga kotoran
hewan peliharaan lain, baik yang ternak atau binatang rumah lain seperti
kucing dan anjing.
Bila manusia tertular parasit ini dari minum
air yang tercemar kotoran hewan yang mengandung parasit, mungkin tidak
memperlihatkan gejala sakit. Pada yang sakit timbul gejala, antara lain:
- Kramp perut
- Mual- mual
- Berat badan turun
- Rasa letih (capai) meskipun istirahat seharian
Keluhan
ini bisa berlangsung 1-3 minggu. Meskipun tidak menunjukkan gejala
sakit, seorang yang sudah tertular parasit dapat menularkan parasit ini
pada orang lain misalnya di dalam keluarga dan teman di tempat bekerja
maupun di sekolah. Penyakit ini terdapat di seluruh dunia terutama
pedesaan, di mana sanitasi air minum masih kurang mendapat perhatian.
Penularan seperti penyakit saluran cerna lain, terjadi secara tangan ke mulut (hand-to-mouth transfer).
Misalnya, seorang juru masak yang kurang bersih mencuci tangan sebelum
mengolah bahan makanan, atau seorang ibu yang kurang memperhatikan
kebersihan tangan selesai mengganti popok bayinya atau perawat bayi yang
memindahkan parasit ke bayi lain, karena kurang menjaga kebersihan
tangan.
Penderita giardiasis seringnya adalah anak-anak dan bayi, atau orang dewasa umur 20-40 tahun.
Parasit Giardia lamblia
Parasit ini sudah diidentifikasi oleh Leewenhoek
pada tahun 1681, dengan menggunakan mikroskop konvensional yang
menemukan pada waktu memeriksa tinja yang encer dan seorang penderita
diare. Parasit ini ditemukan di semua negara di dunia.
Penularan
parasit dimulai dari menelan parasit dalam bentuk kista. Karena asam
lambung bentuk kista yang mempunyai dinding tebal, pecah, dan keluarlah
bentuk tropozoit. Bentuk tropozoit segera membelah dua dan bergerombol
dengan parasit lain di daerah usus halus, yang kemudian mulai
menimbulkan gejala gangguan saluran cerna. Bentuknya ini mirip buah pear
yang dibelah dan mempunyai sepasang cambuk (flagela) untuk membantu
bergerak dan berenang bebas di dalam lumen usus.
Tropozoit ini
kontak dengan cairan empedu, mengubah campuran makanan dan enzym
pencernaan. Kemudian mulai menembus lapisan selaput lendir usus, sambil
terus membelah memperbanyak diri sampai bertahun-tahun. Bentuk tropozoit
ada yang mati karena enzym pencernaan dan ada yang berubah menjadi
bentuk kista yang berdinding tebal dan keras. Yang ikut aliran cairan
usus, ikut keluar bersama kotoran. Karena dikotori hewan, air sungai,
air danau, air selokan, atau mata air di pegunungan mudah tercemar.
Parasit G. lamblia mencemari air permukaan, bersama-saama:
- Virus Hepatitis A, menyebabkan sakit kuning (hepatitis).
- Kuman Salmonella (menyebabkan penyakit demam tipus)
- Kuman Campilobacter yang menyebabkan penyakit diare yang agak sering
ditemukan pada manusia akibat tertular dan mengkonsumsi daging babi atau
susu mentah.
Sanitasi air minum perlu diperhatikan untuk menghindari penularan parasit, virus, dan kuman penyebab penyakit tersebut.


