Angka insidensi paru pun meningkat pada pekerja yang terpapar beberapa bentuk nikel, krom, dan asbestos. Asbestos banyak dipakai di kalangan industri. Kegunaan pentingnya adalah di dalam industri lembaran semen asbestos dan pipa, materi insulasi, senyawa untuk pematrian, dan ubin untuk lantai dan langit-langit. Kontaminasi udara dalam ruangan, terutama di sekolah-sekolah, telah menjadi keprihatinan utama di banyak negara. Beberapa negara bahkan telah melarang penggunaan asbestos dalam pendirian bangunan dantatau melarang pembongkaran bangunan yang mengandung senyawa itu.
Penyakit sistem pemaparan akibat paparan asbestos antara lain asbestosis, kanker paru, dan mesotelioma. Kanker lain yang dikaitkan dengan paparan asbestos adalah kanker laring, esofagus, lambung, kolon-rektum, dan kemungkinan kanker pankreas.
Asbestosis adalah fibrosis paru yang berkembang secara perlahan akibat menghirup debu asbestos berkonsentrasi tinggi atau akibat pemaparan yang lama. Tingkat keparahannya bergantung pada rentang waktu antara awitan (awal) paparan dan intensitasnya, kemudian asbestosis tingkat lanjut sering dihubungkan dengan kanker paru, terutama di kalangan perokok.
Mesotelioma adalah tipe kanker pleura yang jarang. Peningkatan insidensi mesotelioma dihubungkan dengan inhalasi serat asbestos di lingkungan kerja. Walaupun gejala awalnya sedikit, mesotelioma dapat disembuhkan jika berhasil terdiagnosis. Waktu antara paparan asbestos pertama dan kemunculan tanda-tanda tumor beragam mulai dari 20 sampai 50 tahun, khusus mesotelioma. Kenaikan angka insidensi mesotelioma juga tampak pada penduduk yang walaupun tidak terpapar secara okupasional, tinggalnya serumah dengan pekerja asbestos atau tinggal di sekitar sumber emisi asbestos. Walaupun asbestos tidak lagi dipakai sebagai penyekat, zat ini masih menjadi sorotan karena adanya bahaya yang berasal dari bangunan yang sekatnya menggunakan asbestos.


